ARTI PENTING ASET TETAP
Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi
perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan.
Karakteristik aset tetap sebagai berikut:
1. Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan barang
dagangan)
2.
Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang
utama (bukan investasi jangka panjang)
3. Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari
satu siklus operasi perusahaan (bukan perlengkapan)
4. Memiliki nilai yang relatif tinggi
Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan
menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue,
maka investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.
Klasifikasi ASET TETAP
Umumnya aset tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
1. Tanah, seperti tanah
yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan.
2. Perbaikan Tanah, seperti jalan
diseputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan
saluran air bawah tanah.
3. Gedung, seperti gedung
yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4. Peralatan, seperti
peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan meubel.
PENENTUAN HARGA PEROLEHAN ASET TETAP
Dari beragam aset tetap berujud, untuk tujuan akuntansi dilakukan
pengelompokkan sbb:
1. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk lokasi perusahaan, pertanian, dan
peternakan.
2. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aset yang sejenis, misalnya gedung dan
peralatan.
3. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis, seperti sumber-sumber
alam misalnya tambang dan hutan.
Penyusutan atas 3 kelompok aset tetap berujud tsb adalah:
1. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas --------- tidak
dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya
2. Aset tetap yang terbatas
umurnya --------- dilakukan
penyusutan terhadap harga perolehannya
Aset tetap yang dapat diganti dengan aset sejenis, penyusutannya disebut depresiasi. Penyusutan sumber alam
disebut deplesi, sedangkan
penyusutan aset tidak berwujud disebut amortisasi.
PENGELUARAN-PENGELUARAN
MODAL DAN PENDAPATAN
Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan
dengan perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Capital expenditure/pengeluaran modal
Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu
periode akuntansi dan akan dicatat dalam rekening aset (dikapitalisasi).
2. Revenue expenditure/pengeluaran pendapatan
Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan dan
dicatat dalam rekening biaya.
Namun dengan alasan kepraktisan,
dilakukan penyimpangan antara lain:
1. Sebagai revenue
expenditure apabila:
a. jumlah pengeluaran relatif kecil
b. manfaat di masa yang akan datang tidak begitu berarti
c. sulit mengukur manfaat di masa yang akan datang
2. Sebagai capital
expenditure apabila pengeluaran di atas jumlah tertentu dan jelas-jelas
memberikan manfaat untuk periode-periode yang akan datang.
PRINSIP PENILAIAN ASET
TETAP BERUJUD
ASET TETAP DINYATAKAN SEBESAR NILAI BUKU YAITU HARGA PEROLEHAN ASET TETAP
TERSEBUT DIKURANGI DENGAN AKUMULASI PENYUSUTANNYA
Sesudah aset tetap diperoleh dan dalam masa penggunaan, maka:
1. Aset yang umurnya tidak terbatas seperti tanah, dilaporkan dalam neraca sebesar harga perolehannya
2. Aset yang umurnya terbatas dicantumkankan dalam neraca sebesar
nilai bukunya.
Harga perolehan (acquisition cost) aset tetap meliputi jumlah uang yang dikeluarkan atau
utang yang timbul untuk memperoleh aset tetap tersebut.
Nilai buku aset tetap adalah harga perolehan aset tetap dikurangi
dengan akumulasi depresiasi/deplesi aset tetap tersebut
CARA-CARA PEROLEHAN ASET
TETAP
1. Pembelian Tunai
2. Pembelian Angsuran
3. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
4. Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain
1. Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis
2. Pertukaran aset tetap yang sejenis
5. Diperoleh dari Hadiah/Donasi
6. Aset yang Dibuat Sendiri
MASALAH KHUSUS DLM PENENTUAN HARGA PEROLEHAN
1. Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga
2. Pembelian dalam Satu Paket (lump-sum)
3. Perolehan dengan Membangun Sendiri
ASET YANG DIPEROLEH DARI
PERTUKARAN dengan Surat Berharga
Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi
perusahaan, dicatat dalam buku sebesar:
1. Harga pasar saham atau
obligasi yang digunakan sebagai penukar
2. Jika harga pasar surat berharga tidak diketahui, maka harga perolehan aset tetap ditentukan
sebesar harga pasar aset tersebut.
3. Jika harga pasar surat berharga dan aset tetap yang
ditukar keduanya tak diketahui, maka nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan
Harga pasar surat
berharga adalah harga
yang terjadi dalam bursa surat-surat berharga atau dalam transaksi dengan pihak
lain yang bebas.
Pertukaran aset tetap dengan surat berharga akan:
1. dicatat dalam rekening modal saham atau utang obligasi
sebesar nilai nominalnya
2. selisih nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat
dalam rekening agio/disagio
Ilustrasi PT XYZ menukar sebuah gedung dengan 10.000 lembar saham
biasa, nominal @ Rp10.000,00. Pada saat pertukaran harga pasar saham per lembar
adalah Rp11.000,00. Pertukaran ini dicatat dengan jurnal:
Gedung
Modal Saham Biasa
Agio Saham
|
Rp110.000.000,00
|
Rp100.000.000,00
10.000.000,00
|
ASET YANG DIPEROLEH DARI
HADIAH/DONASI
Pencatatannya dapat menyimpang dari harga perolehan karena harga
perolehannya relatif kecil.
Ilustrasi PT ALIT menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang
masing-masing dinilai Rp60.000.000,00 dan Rp40.000.000,00. Pencatatannya
adalah:
Tanah
Gedung
Modal - Hadiah
|
Rp60.000.000,00
40.000.000,00
|
Rp100.000.000,00
|
Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut, PT ALIT mengeluarkan biaya
sebesar Rp5.000.000,00. Maka pencatatan penerimaan hadiah tersebut:
Tanah
Gedung
Modal – Hadiah
Kas
|
Rp60.000.000,00
40.000.000,00
|
Rp95.000.000,00
5.000.000,00
|
Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan
(karena tergantung pada terlaksananya perjanjian) maka aset dan modal dicatat
sebagai elemen yang belum pasti (contingent).
Apabila hak atas aset tersebut sudah diterima, maka barulah contingent assets tersebut dicatat
sebagai aset.
Ilustrasi Jika pada kasus PT ALIT di atas, hak atas tanah baru
akan diserahkan 2 tahun kemudian maka jurnal yang dibuat adalah
Aset yang Belum
Pasti - Tanah
Aset yang Belum
Pasti - Gedung
Modal yang
Belum Pasti - Hadiah
|
Rp60.000.000,00
40.000.000,00
|
Rp100.000.000,00
|
Ketika hak atas sudah diterima, dikeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,00.
Jurnal:
Tanah
Gedung
Modal yang
Belum Pasti - Hadiah
Aset yang Belum Pasti - Tanah
Aset yang Belum Pasti - Gedung
Modal – Hadiah
Kas
|
Rp60.000.000,00
40.000.000,00
100.000.000,00
|
Rp60.000.000,00
40.000.000,00
95.000.000,00
5.000.000,00
|
Apabila hadiah yang belum pasti tersebut berupa aset yang didepresiasi,
maka perhitungan depresiasi dimulai sejak aset tersebut diterima sebagai hadiah
yang belum pasti.
ASET YANG DIBUAT SENDIRI
Pembuatan aset (seperti gedung, alat, dan perabotan) oleh perusahaan
sendiri biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle.
Permasalahan pada aset yang dibuat sendiri adalah alokasi BOP tidak
langsung.
Dua cara alokasi BOP-TL yaitu:
1. kenaikan BOP yang dibebankan pada aset yang dibuat
2. BOP dialokasikan dengan tarif pada pembuatan aset maupun
produksi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
1. Bila pembuatan aset berasal dari dana pinjaman, maka:
a. bunga pinjaman selama masa pembuatan aset dikapitalisasi
dalam harga perolehan aset.
b. Sesudah aset selesai dibuat, biaya bunga pinjaman
dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
c.
Biaya-biaya lain yang timbul dalam masa pembuatan aset, dibebankan sebagai
harga perolehan aset tetap.
2. Dalam hal harga pokok aset yang dibuat lebih rendah
daripada harga beli di luar, selisihnya merupakan penghematan biaya dan tidak
diakui sebagai laba.
3. Dalam hal harga pokok aset yang dibuat lebih tinggi
daripada harga beli di luar, selisihnya diperlakukan sebagai kerugian dan aset dicatat sebesar
harganya yang normal.
HARGA PEROLEHAN ASET
TETAP BERUJUD
Aset
tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya.
|
Aset tetap berujud, termasuk:
1. Tanah
2. Bangunan/Gedung
3. Mesin dan Alat-alat
4. Alat-alat Kerja
5. Pattern dan Dies/Cetakan
6. Perabot/Mebelair dan Alat-alat Kantor
7. Kendaraan
8. Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan/Returnable Container
Tanah, harga perolehannya meliputi
a. harga beli tunai tanah
b. biaya balik nama
c. komisi pembelian
d. biaya penelitian tanah
e. pajak, iuran, atau pungutan lain yang harus dibayar
pembeli
f. biaya merobohkan bangunan lama
g. biaya perataan tanah, pembersihan, dan pembagian
Bangunan
Jika gedung dibuat sendiri, maka harga perolehan gedung terdiri dari:
a. biaya-biaya pembuatan gedung
b. biaya perencanaan dan desain gambar
c. biaya izin bangunan
d. pajak-pajak selama masa pembangunan gedung
e. bunga selama masa pembuatan gedung
f. asuransi selama masa pembangunan
Perlengkapan gedung (seperti tangga berjalan dan lift) dicatat sendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan
didepresiasi selama umur alat-alat tersebut.
Mesin dan alat-alat, harga perolehannya meliputi:
a. harga beli
b. pajak-pajak yang menjadi beban pembeli
c. biaya angkut
d. asuransi selama dalam perjalanan
e. biaya pemasangan
f. biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin
Bila mesin dibuat sendiri, maka harga perolehannya meliputi semua biaya
yang dikeluarkan untuk membuat mesin.
Mesin yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi
tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya.
Alat-alat kerja berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat tangan
(seperti drei, catut, & palu) memiliki harga perolehan yang relatif kecil
shg tidak didepresiasi tetapi diperlakukan sbb:
1. pada waktu pembelian dikapitalisasi, kemudian pada setiap
akhir periode dihitung fisiknya. Selisihnya dicatat sebagai biaya untuk periode
yang bersangkutan dan rekening alat-alat kerja dikredit; atau
2. dikapitalisasi sebagai aset dengan jumlah tertentu dan
dianggap sebagai persediaan normal, kemudian setiap kali pembelian baru
dibebankan sebagai biaya.
Pattern dan Dies/Cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode
dicatat dalam rekening aset tetap dan didepresiasi selama umur ekonomisnya.
Tetapi jika cetakan hanya dipakai memproduksi pesanan khusus, maka harga
perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi pesanan tersebut.
Perabot dan alat-alat kantor, pembelian atau pembuatannya harus dipisah-pisahkan
untuk fungsi produksi, penjualan, dan administrasi karena depresiasinya
dibebankan pada masing-masing fungsi tersebut.
Harga perolehannya terdiri atas harga beli, biaya angkut, dan pajak yang
menjadi tanggungan pembeli.
Kendaraan, juga dipisahkan berdasarkan fungsi. Harga perolehannya
meliputi harga faktur, bea balik nama, & biaya angkut.
Pajak yang dibayar setiap periode (seperti pajak kendaraan bermotor dan
jasa raharja) dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan.
Returnable Container adalah barang-barang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang dijual,
misalnya drum, tangki, dan botol. Barang tersebut merupakan aset perusahaan dan
disusut selama umur kegunaannya.
Bila tempat barang tersebut dikembalikan, maka harga jual tidak termasuk
harga tempat barang tersebut
BIAYA-BIAYA SELAMA MASA
PENGGUNAAN ASET TETAP
1. Reparasi dan Pemeliharaan
2. Penggantian
3. Perbaikan/betterment/improvement
4. Penambahan
5. Penyusunan Kembali Aset Tetap/Rearrangement
Reparasi dan
pemeliharaan terjadi
berulang-ulang dan manfaat biaya tersebut hanya dalam periode yang
bersangkutan, sehingga dicatat sebagai biaya.
Reparasi besar terjadi selang beberapa tahun dan manfaatnya dirasakan dalam
beberapa periode, sehingga biaya reparasi besar dikapitalisasi dan
pembebanannya
sebagai biaya dilakukan dalam beberapa periode yang menerima manfaatnya.
Dua cara mencatat biaya reparasi besar, yaitu:
1. menambah harga perolehan aset tetap, apabila biaya ini
dikeluarkan untuk menaikkan nilai kegunaan aset dan tidak menambah masa
manfaatnya.
2. mengurangi akumulasi depresiasi jika memperpanjang umur
ekonomis dan nilai residu, sehingga nilai buku bertambah besar dan mempengaruhi
perhitungan depresiasi.
Penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aset atau
suatu bagian aset dengan unit yang baru dengan tipe yang sama.
Improvement adalah
penggantian suatu aset dengan aset baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih
besar. Perbaikan dengan biaya relatif kecil diperlakukan seperti reparasi
biasa. Tetapi perbaikan dengan biaya relatif besar dicatat sebagai aset baru.
Aset lama yang diganti serta akumulasi depresiasinya dihapuskan dari
rekening-rekeningnya.
Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aset
seperti penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir, serta penambahan alat pada mesin pabrik yang dapat
meminimalisir pencemaran.
Biaya yang timbul dalam penambahan dikapitalisasi menambah harga perolehan aset
dan didepresiasi selam umur ekonomisnya.
Rearrangement Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyusunan kembali atau perubahan route
produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi jika jumlahnya cukup berarti dan
manfaatnya akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka harus
dikapitalisasi.
Biaya tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka atau beban yang
ditangguhkan dan akan diamortissi ke periode yang memperoleh manfaat rearrangement.
PEMBERHENTIAN ASET TETAP
Aset tetap bisa dihentikan penggunaannya dengan cara:
1. Dijual,
2. Ditukarkan, atau
3. Rusak
Pada saat aset tetap diberhentikan dari pemakaian
1. semua rekening yang berhubungan dengan aset tetap
tersebut dihapuskan
2. apabila aset tetap tersebut dijual, maka selisih harga
jual dengan nilai buku atau residu dicatat sebagai laba atau rugi.
Ilustrasi
Mesin yang dibeli pada tanggal 1 Februari 2002 dengan harga Rp5.700.000,00;
pada tanggal 1 Juli 2006 dijual dengan harga Rp1.200.000,00. Mesin tersebut
ditaksir berumur 5 tahun, didepresiasi menggunakan metoda garis lurus, dan
taksiran nilai residu Rp450.000,00. Penjualan pada tanggal 1 Juli 2006 dicatat:
Depresiasi
Mesin
Akumulasi Depresiasi Mesin
|
Rp525.000,00
|
Rp525.000,00
|
Depresiasi 6
bulan: 6/12 x 1/5 x (Rp5.700.000,00 – Rp450.000,00) = Rp525.000,00
Kas
Akumulasi Depresiasi
Mesin
Mesin
Laba Penjualan Mesin
|
Rp1.200.000,00
4.637.500,00
|
Rp5.700.000,00
137.500,00
|
Perhitungan
Harga jual Rp1.200.000,00
Nilai buku mesin:
Harga perolehan Rp5.700.000,00
Akumulasi depresiasi:
2002: 11 bulan = Rp962.500,00
2003: 12 bulan = 1.050.000,00
2004: 12 bulan =
1.050.000,00
2005: 12 bulan = 1.050.000,00
2006: 6 bulan = 525.000,00 (4.637.500,00) (1.062.500,00)
Laba penjualan aset
tetap Rp137.500
ASURANSI KEBAKARAN
Asuransi diperlukan untuk melindungi kekayaan dari kemungkinan kerugian
kebakaran, asuransi akan mengganti kerugian maksimum sebesar jumlah
pertanggungan yang dinyatakan dalam polis.
Perjanjian asuransi yang sudah berjalan dapat dibatalkan
1. pembatalan dilakukan oleh perusahaan asuransi, maka premi
yang telah dibayarkan akan dikembalikan sebesar jumlah premi untuk periode
mulainya pembatalan sampai selesainya perjanjian (dengan dasar pro rata)
2. pembataalan dilakukan oleh pihak yang mempertanggungkan,
maka premi yang dikembalikan dihitung dengan tarif yang lebih rendah (short rate)
ASURANSI BERSAMA
Dengan syarat yang menyatakan
bahwa apabila harta benda diasuransikan (dipertanggungkan) dengan jumlah yang
lebih rendah dg persentase tertentu dari harga pasar benda tersebut saat
terjadi kebakaran, maka perusahaan yg mengasuransikan akan menderita kerugian
krn kebakaran sebanding dg selisih jumlah yg dipertanggungkan dg persentase
tertentu dari harga pasar harta tersebut.
Jumlah kerugian yang akan diganti
oleh perusahaan asuransi adalah nilai yang paling rendah dari jumlah berikut:
1. jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang
dihitung dengan cara asuransi bersama
2. jumlah pertanggungan dalam polis, atau
3. jumlah kerugian yang sebenarnya
Ilustrasi Mesin diasuransikan sebesar Rp15.000.000,00. Suatu ketika
mesin terbakar dengan kerugian Rp12.000.000,00. Pada saat kebakaran harga pasar
mesin tersebut sebesar Rp30.000.000,00. Polis asuransi menyebutkan syarat
asuransi bersama 80%. Perhitungan sbb:
Coinsurance requirement: 80% x Rp30.000.000,00 = Rp24.000.000,00
Jumlah pertanggungan Rp15.000.000,00
Selisih Rp9.000.000,00
Kerugian sebesar Rp12.000.000,00 ditanggung oleh kedua belah pihak,
masing-masing sebesar:
1. Perusahaan
asuransi menanggung kerugian sebesar:
Rp15.000.000,00
|
x Rp12.000.000,00
=
|
Rp7.500.000,00
|
80% x Rp30.000.000,00
|
2. Pihak yang
mengasuransikan menanggung kerugian sebesar:
Rp9.000.000,00
|
x Rp12.000.000,00
=
|
Rp4.500.000,00
|
80% x Rp30.000.000,00
|
Apabila kerugian yang timbul lebih besar dari jumlah pertanggungan
(Rp15.000.000,00), maka perusahaan asuransi akan mengganti kerugian yang timbul
maksimum sebesar jumlah pertanggungan.
Jika harta dipertanggungkan ke beberapa perusahaan
asuransi, maka pertanggungan kerugian masing-masing perusahaan asuransi
sebanding dengan jumlah pertanggungan total seluruh polis.
Ilustrasi Harta
diasuransikan pada perusahaan asuransi sbb:
Perusahaan asuransi A sebesar Rp12.000.000,00
Perusahaan asuransi B
sebesar Rp3.000.000,00
Kerugian kebakaran sebesar Rp4.000.000,00 dan nilai harta
pada saat kebakaran Rp20.000.000,00. Perhitungan:
a. apabila polis tanpa syarat asuransi bersama
Ganti rugi dari perusahaan A
Rp12.000.000,00
|
x
Rp4.000.000,00 =
|
Rp3.200.000,00
|
(Rp12.000.000,00 + Rp3.000.000,00)
|
Ganti rugi dari perusahaan B
Rp3.000.000,00
|
x
Rp4.000.000,00 =
|
Rp800.000,00
|
(Rp12.000.000,00 + Rp3.000.000,00)
|
||
|
|
Rp4.000.000,00
|
b. apabila masing-masing polis dengan syarat asuransi
bersama 80%
Ganti rugi dari perusahaan A
Rp12.000.000,00
|
x
Rp4.000.000,00 =
|
Rp3.000.000,00
|
80% x Rp20.000.000,00
|
Ganti rugi dari perusahaan B
Rp3.000.000,00
|
x
Rp4.000.000,00 =
|
Rp750.000,00
|
80% x Rp20.000.000,00
|
||
|
|
Rp3.750.000,00
|
c. apabila polis dengan syarat asuransi bersama, perusahaan
A 90% dan perusahaan B 80%
Ganti rugi dari perusahaan A
Rp12.000.000,00
|
x
Rp4.000.000,00 =
|
Rp2.666.666,67
|
90% x Rp20.000.000,00
|
Ganti rugi dari perusahaan B
Rp3.000.000,00
|
x
Rp4.000.000,00 =
|
Rp750.000,00
|
80% x Rp20.000.000,00
|
||
|
|
Rp3.416.666,67
|
POLIS GABUNGAN
Bila perusahaan mengasuransikan beberapa aset dalam satu polis, maka polis
tersebut akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aset-aset
tersebut pada saat terjadinya kebakaran.
Misalnya polis asuransi dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp30.000.000,00
untuk mesin dan bangunan, dengan syarat asuransi bersama 80%. Pada saat
kebakaran yang melanda bangunan, harga pasar mesin Rp20.000.000,00 dan bangunan
Rp40.000.000,00. Perhitungan ganti rugi bangunan adalah
Alokasi
pertanggungan Rp30.000.000,00 sebagai berikut:
Mesin: (Rp20jt /Rp60jt) x Rp30.000.000,00 =
Rp10.000.000,00
Bangunan: (Rp40jt /Rp60jt) x Rp30.000.000,00 =
Rp20.000.000,00
Coinsurance requirement: 80% x
Rp40.000.000,00 = Rp32.000.000,00
PerhitunganCoinsurance:(Rp20jt/Rp32jt)xRp40.000.000,00
= Rp25.000.000,00
Karena jumlah pertanggungan yang dialokasikan untuk bangunan
(Rp20.000.000,00) lebih rendah dari kerugian akibat terbakarnya bangunan
(Rp40.000.000,00) dan hasil perhitungan coinsurance
Rp25.000.000,00, maka ganti rugi sebesar Rp20.000.000,00
PENCATATAN ASURANSI
KEBAKARAN
Apabila terjadi kebakaran atas aset yng diasuransikan, maka langkah yang
harus dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah
1. menyusun kembali catatan-catatan yang terbakar (jika ada)
2. menyesuaikan buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan
yang sebenarnya pada saat terjadinya kebakaran
3. menentukan nilai buku aset yang terbakar
4. membebankan nilai buku aset yang terbakar dan biaya-biaya
yang timbul pada saat kebakaran, ke rekening kerugian kebakaran
5. menentukan jumlah yang akan diterima dari perusahaan
asuransi
6. rekening kerugian kebaakaran dikredit dengan jumlah ini
dan jumlah yang diterima dari penjualan aset yang terbakar
7. menutup saldo rekening kerugian kebakaran ke rekening
rugi laba. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran.
No comments:
Post a Comment