Sunday, June 1, 2025

Manajemen Data: Pergudangan,Menganalisis, Pertambangan, dan Visualisasi

Manajemen data

Seperti digambarkan di seluruh buku ini, aplikasi TI tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan beberapa jenis data.

manajemen data adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik, dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.

 MASALAH DAN KESULITAN  DATA

Mengelola data dalam orgnisasi sulit karna berbagai alasan:

1.Jumlah data meningkat secara eksponensial dengan waktu. Data masa lalu banyak harus
disimpan untuk waktu yang lama, dan data baru ditambahkan dengan cepat. Namun, hanya kecil bagian dari data organisasi yang relevan untuk setiap aplikasi tertentu, dan bahwa data yang relevan harus diidentifikasi dan ditemukan untuk menjadi berguna.

2. Data yang tersebar di seluruh organisasi dan dikumpulkan oleh banyak perorangan dengan menggunakan beberapa metode dan perangkat. Data sering disimpan dalam beberapa server dan lokasi, dan dalam berbagai sistem komputasi, database,format, dan manusia dan bahasa komputer.

3. Keamanan data, kualitas, dan integritas adalah penting, namun mudah terancam. Di Selain itu, persyaratan hukum yang berkaitan dengan data yang berbeda antara negara dan sering berubah.

4. Memilih alat manajemen data dapat menjadi masalah besar karena sejumlah besar produk yang tersedia.Kesulitan-kesulitan ini, dan kebutuhan kritis untuk informasi yang tepat waktu dan akurat, memiliki mendorong organisasi untuk mencari manajemen data yang efektif dan efisien solusi.

 Tujuan manajemen data

Tujuan dari manajemen data yang tepat adalah untuk mempermudah
beban mempertahankan data dan untuk meningkatkan kekuatan dari penggunaan mereka/user.

 Metode pengumpulan data

§     Data mentah dapat dikumpulkan secara manual atau dengan instrumen (penelitian)dan sensor(indera). Beberapa
contoh metode pengumpulan data manual adalah studi waktu, survei, observasi
tions, dan kontribusi dari para ahli. Data juga dapat dipindai atau ditransfer
elektronik.

 Data pergudangan

Kasus Harrah menggambarkan beberapa manfaat utama dari sebuah gudang data, yang
adalah gudang data historis subjek berorientasi yang terorganisir menjadi acces-
jawab dalam bentuk yang mudah diterima untuk kegiatan pengolahan analisis (seperti data
pertambangan, pendukung keputusan, query, dan aplikasi lainnya). Wakil
contoh adalah pengelolaan pendapatan, manajemen pelanggan-hubungan, penipuan
aplikasi deteksi, dan kru penggajian manajemen (Whiting, 2003)

Manfaat utama dari gudang data

1.kemampuan untuk mendapatkan data cepat, karena mereka berada di satu tempat,
2.kemampuan untuk mendapatkan data
mudah dan sering bagi user dengan Web browser.

Proses membangun dan menggunakan gudang data:Menggunakan perangkat lunak khusus yang disebut ETL (ekstraksi, transformasi, load),Data diproses dan kemudian disimpan dalam sebuah gudang data.

KARAKTERISTIK DARI GUDANG DATA

 

1.Data diorganisasikan oleh subjek
2.Konsistensi.
3.Varian Time.
4.Nonvolatile
5.Relational
6.Client/server.
7.Web-based.
8.Integrasi
9.Real time
 

Menganalisis data

Menurut Taylor, analisis data didefinisikan sebagai proses yang melakukan perincian usaha secara formal yang berguna untuk merumuskan hipotesis dan menemukan tema seperti apa yang telah disarankan serta sebagai bentuk usaha untuk memberikan kontribusi dan tema pada hipotesis

 

§Kecerdasan bisnis

Business intelligence (BI) adalah kategori yang luas dari aplikasi dan teknik untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data untuk membantu perusahaan pengguna membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan strategis (lihat Oguz, 2003, dan Moss dan Atre, 2003). 

Contoh: Pizza Hut, misalnya, telah secara signifikan meningkatkan pendapatan penjualan sebesar menggunakan alat BI (Langnau, 2003). Berdasarkan senilai 20 tahun data pada konsumen, Pizza Hut tahu apa jenis pelanggan pizza memesan, jenis kupon yang mereka biasanya menggunakan, dan berapa banyak mereka menghabiskan dalam periode waktu tertentu. Pemasaran managers dapatmengambil informasi ini dan menjalankannya melalui sistem BI yang memprediksi dan memperkirakan probabilitas pesanan berikutnya pelanggan. Perusahaan kemudian menggunakan ini
informasi untuk menentukan strategi pemasaran untuk mempengaruhi pelanggan untuk membeli
lebih pizza 
 

PERTAMBANGAN

Data mining dan aplikasi

Data mining menjadi alat utama untuk menganalisis data dalam jumlah besar,
sekutu dalam sebuah gudang data (Nemati dan Barko, 2002) serta untuk menganalisis Web
data. Data mining mendapatkan namanya dari kesamaan antara pencarian untuk informasi bisnis yang berharga dalam data base yang besar, dan pertambangan gunung untuk
vena bijih berharga.

§Untuk beberapa definisitions dari data mining, lihat HORMOZI dan Giles (2004). Dalam beberapa kasus, data yang dikonsolidasikan dalam data warehouse dan data mart. Di lain mereka terus Internet dan server intranet. Biasanya, data dapat berasal dari rutinitas operasi kegiatan internasional seperti penjualan dan pemasaran, pengadaan dan logistik, pro-
produksi, dan akuntansi. Data juga dapat berasal dari eksternal, sumber tidak rutin seperti sumber pemerintah statistik, survei, dan database komersial.
 

KEMAMPUAN DATA MINING

Prediksi otomatis tren dan perilaku. 
Data mining mengotomatisasi Proses mencari informasi prediksi dalam database yang besar.Pertanyaan yang traditionally diperlukan tangan-analisis yang ekstensif sekarang dapat dijawab secara langsung  dan cepat dari data. Sebuah contoh khas dari masalah prediksi ditargetkan pemasaran. Data mining dapat menggunakan data dari promosi surat masa lalu untuk mengidentifikasi target yang paling mungkin untuk merespon positif terhadap surat masa depan. prediksi lain contoh termasuk peramalan kebangkrutan dan bentuk lain dari default, dan statement dalam mengidentifikai segmen populasi cenderung merespon sama dengan yang diberikan peristiwa.
 
Penemuan otomatis pola yang sebelumnya tidak diketahui.Data mining tools mengidentifikasi pola-pola yang sebelumnya tersembunyi dalam satu langkah. Contoh dari pola penemuan adalah analisis data penjualan ritel untuk mengidentifikasi produk yang tampaknya tidak berhubungan yang sering dibeli bersama-sama, seperti popok bayi dan bir. Masalah pola penemuan lainnya termasuk mendeteksi transaksi kartu kredit palsu dan mengidentifikasi valid (anomali) data yang dapat mewakili keying kesalahan entri data.  
Ketika alat data mining yang diimplementasikan pada kinerja tinggi paralelsistem pengolahan, mereka dapat menganalisis database besar dalam beberapa menit. Lebih besardatabase, pada gilirannya, meningkatkan hasil prediksi (lihat Hirji, 2001). Seringkali, ini databasis akan berisi data yang tersimpan selama beberapa tahun. Proses lebih cepat berarti bahwa penggunabisa bereksperimen dengan model yang lebih untuk memahami data yang kompleks.

ALAT UNTUK DATA MINING

 Data mining sering terdiri dari dua langkah, membangun kubus data dan menggunakan kubus untuk mengekstrak data untuk fungsi pertambangan bahwa alat pertambangan mendukung.  Data kubus multidimensi

 APLIKASI DATA MINING

§Menurut laporan GartnerGroup (gartnergroup.com),
lebih dari setengah dari semua Fortune 1000 perusahaan di seluruh dunia menggunakan data mining
teknologi. Juga, sejumlah besar produk komersial yang tersedia (misalnya, data-
miners.com, dbminer.com

Visualisasi data

 Teknologi Visual membuat gambar bernilai seribu angka dan membuat aplikasi IT lebih menarik dan mudah dipahami bagi pengguna. Visualisasi data mengacu pada penyajian data dengan teknologi seperti gambar digital, geograpik sistem informasi ical, antarmuka pengguna grafis, tabel multidimensi dan grafik, virtual reality, presentasi tiga dimensi, video dan animasi. Dengan menggunakan teknologi analisis visual, orang mungkin melihat masalah yang telah ada selama bertahun-tahun, tidak terdeteksi oleh metode analisis standar.Visualisasi data dapat didukung dalam cara yang dinamis (misalnya, dengan klip video). Itujuga bisa dilakukan secara real time (misalnya, Bates, 2003).

Kesimpulan 

Jadi pada intinya” Manajemen Data: Pergudangan,Menganalisis,
Pertambangan, dan Visualisasi” dapat memperlancar dan mengefektifkan proses kerja user/pengguna  sehingga pengolahan data dapat di peroleh secara akurat ,dan efisien.

 

 

 


PENGAMBILALIHAN , PENAWARAN TENDER , dan PERTAHANAN

PENGAMBILALIHAN , PENAWARAN TENDER , dan PERTAHANAN

 

Dalam berbagai contoh sebelumnya , negoisasi dibatasi pada pihak manejemen dan dewan komisaris perusahaan yang terlibat . Akan tetapi , perusahaan pengakuisisi dapat melakukan penawaran tender (tender offer) secara langsung kepada para pemegang saham perusahaan yang ingin diakuisisinya . Penawaran tender adalah suatu tawaran untuk membeli saham perusahaan lain pada harga tetap per lembar dari para pemegang saham yang “menawarkan” (menyerahkan) sahamnya . Harga tender biasanya ditetapkan jauh diatas harga pasar saat ini sebagai insentif bagi penawaran . Penggunaan penawaran tender memungkinkan perusahaan pengakuisisi memoyong pihak manejemen perrusahaan yang ingin diakuisisinya , dan karenanya berfungsi sebagai ancaman dalam negoisasi dengan pihak manejemen tersebut .

         Penawaran tender juga dapat digunakan ketika tidak ada negoisasi , tetapi salah satu erusahaan hanya ingin mengakuisisi perusahaan lainnya . Akan tetapi , merupakan hal yang tidak mungkin untuk mengejutkan perusahaan lain melalui akuisisinya , karena Securities and Exchange Commission (SEC –Badan Pengawas Pasar Modal di AS) . mensyaratkan pengungkapan yang cukup ekstensif . Alat penjualan utama adalah premi yang ditawarkan diatas harga pasar saham saat ini . Penawaran tender itu sendiri biasanya dikomunikasikan melalui surat kabar keuangan .

         Sebagai ganti dari satu penawaran tender , beberapa penawar melakukan penawaran tender dua lapis (two-tier tender offer) . Contohnya adalah penawaran oleh CSX Corporation atas Consolidated Rail Corporation (conrail) pada akhir tahun 1990-an . Dalam penawaran tender dua lapis ini , lapisan pertama saham umumnya mencerminkan pengendalian dan , sebagai contoh , dapat berupa 45 persen dari saham yang beredar jika penawar telah memiliki 5 persennya . Penawaran lapis pertama lebih menarik dalam hal harga dan / atau bentuk pembayarannya daripada penawaran kedua untuk saham yang tersisa . Penawaran lapis kedua akan menjauhkan masalah “penumpang gratis” yang terkait dengan penawaran tunggal , dimana seorang pemegang saham dapat memiliki insentif untuk menahan saham dengan harapan menerima penawaran yang lebih menguntungkan dari orang lain .

         Perusahaan yang ditawar dapat menggunakan sejumlah taktik pertahanan . Pihak manejemen dapat mencoba untuk membujuk para pemegang saham dengan menyatakan penawaran tersebut tidak memikirkan kepentingan pemegang saham . Biasanya , argumentasinya adalah penawaran tersebut terlalu rendah dilihat dari nilai jangka panjang perusahaan . Beberapa perusahaan menaikkan dividen tunainya atau mengumumkan pemecahan saham dengan harapan mendapatkan dukungan dari pemegang saham . Tindakan hukum sering kali dilakukan , lebih untuk menunda dan membuat frustrasi penawar daripada untuk kemenangan . Ketika kedua perusahaan tersebut adalah pesaing satu sama lain , tuntutan antitrust terbukti merupakan hambatan yang kuat bagi penawar . Sebagai upaya akhir , pihak manejemen perusahaan yang ditawar dapat merencanakan merger dengan perusahaan yang “diinginkan” atau yang disebut dengan dewa penyelamat (white knight) .

 

AMENDEMEN ANTIPENGAMBILALIHAN dan CARA LAINNYA

Selain dari taktik pertahanan , beberapa perusahaan menggunakan metode yang lebih formal dan yang dijalankan sebelum upaya pengambilalihan yang sebenarnya . Disebut sebagai alat antipengambilalihan atau shark repellent , cara ini didesain untuk membuat pengambilalihan yang tidak diinginkan sulit dilakukan . Sebelum menjelaskannya , penting untuk melihat terlebih dahulu motivasinya . Hipotesis perlindungan pihak manejemen menyatakan bahwa halangan yang dibuat adalah untuk melindungi pekerjaan pihak manejemen , dan bahwa tindakan semacam iitu mengarah pada kerugiaan para pemegang saham . Alat antipengambilalihan memastikan bahwa lebih banyak perhatian yang diberikan pihak manejemen pada aktivitas yang produktif dan , karenanya , sesuai dengan kepentingan para pemegang saham . Oleh karena itu , alat antipengambilalihan sebenarnya meningkatkan kesejahteraan pemegang saham , berdasarkan hipotesis ini .

         Terdapat banyak sekali alat untuk mempersulit pihak tertentu mengambil alih pihak lainnya . Seperti yang telah dibahas di Bab 20 , beberapa prusahaan memperketa persyaratan dewan komisarisnya hingga lebih sedikit komisaris yang harus dipilih pada setiap tahun , dan akhirnya , lebih banyak suara yang diperlukan untuk memilih mayoritas yang mendukung pengambilalihan . Kadang kala , perusahaan ngin merubah lokasi negara bagian tempat perusahaan terdaftar . Aturan AD/ART berbeda dari satu negara bagian dengan negara bagian lainnya , dan banyak perusahaan yang ingin mendaftar dalam sebuah , negara bagian yang memiliki sedikit pembatasan , seperti delaware . Dengan melakukan hal ini , merupakan hal yang lebih mudah bagi perusahaan untuk memasang amandemen antipengambilalihan serta untuk memperahankan dirinya secara hukum jika terjadi perang tuntutan pengambilalihan . Beberapa perusahaan menerapkan ketentuan persetujuan merger supermayoritas (superniajority merger) . Jadi , sebagai ganti suara terbayak yang biasa dibutuhkan untuk persetujuan merger , maka presentase yang lebih tinggi , sering kali sebanyak dua pertiga atau tiga perempat dari suara pemegang saham , akan disyaratkan .

         Alat antipengambilalihan lainnya adalah ketentuan harga merger yang wajar (fair merger price provision) . Dalam ketentuan ini , penawar harus membayar para pemegang saham bukan pengndali harga yang paling tidak sama dengan “harga wajar”, yang ditetapkan sebelumnya . Biasanya , harga minimum ini dihubungkan dengan laba-per-saham melalui rasio harga / pendapatan , tetapi dapat juga hanya berupa harga pasar yang telah ditetapkan .  Ketentuan harga wajar juga sering kali dilengkapi dengan ketentuan tunda (freeze-out), yang mengizinkan transaksi untuk melanjutkan pada “harga wajar” hanya setelah penundaan dua hingga lima tahun .

         Metode lainnya yang juga digunakan untuk mempersulit calon pengakuisisi adalah dengan rekapitalisasi dengan menggunakan leverage (leveraged recapitalization) . Hal ini dilakukan dengan pihak manejemen mengisi laporan posisi keuangan dengan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk membayar dividen tunai sekaligus yang sangat besar kepada para pemegang saham . Perusahaan akan terus dimiliki publik , karena para pemegang saham-menahan saham biasanya , atau disebut sebagai saham “sisa” (stub) . Tentu saja , saham tersebut kini bernilai jauh lebih sedikit karena besarnya dividen tunai tersebut . Dalam jenis transaksi semacam ini , pihak manejemen dan pihak dalam lainnya tidak terlibat dalam pembayaran tunai; alih-alih , mereka akan mengambil tambahan saham biasa . Jadi , rekapitalisasi dengan leverage memungkinkan perusahaan untuk bertindak sebagai “dewa penyelamat” bagi dirinya sendiri .

         Untuk membuat ragu calon pengakuisisi , beberapa perusahaan menstimulasi distribusi hak atas saham kepada pemegang saham , sehingga memungkinkan para pemegang saham untuk membeli sekuritas baru , sering kali berupa saham preferen yang dapat dikonversi . Akan tetapi , penwaran sekuritas tersebut hanya akan dilakukan jika pihak luar memiliki persentase tertentu , biasanya 20% , dari saham perusahaan . Hal ini dapat dihubungkan dengan hak suara , dikaitkan dengan harga penyerahan (tawaran) yang rendah yang dibayarkan untuk sekuritas tersebut , atau dikaitkan dengan pengabaian transaksi pengendalian kecuali jika terdapat premi yang substansial (sering kali beberapa ratus persen) yang dibayarkan . Disebut juga sebagai pil beracun (poison pill) , ketentuan tersebut dimaksudkan untuk mendorong calon pengakuisisi masuk dalam negosiasi secara langsung dengan dewan komisaris . Jadi , pil beracun tersebut akan memberikan kekuasaan ditangan dewan komisaris untuk mempersulit pengambilalihan , yang sesuai atau tidak sesuai dengan kepentingan para pemegang saham secara keseluruhan .

         Ketentuan penutupan (lockup provision) digunakan bersamaan dengan ketentuan lainnya . Ketentuan ini mensyaratkan persetujuan supermayoritas dari pemegang saham untuk memodifikasi AD/ART perusahaan dan ketentuan antipengambilalihan lainnya yang digunakan . Selain dari amandemen AD/ART ini , banyak perusahaan yang terlibat dalam kontrak manejemen dengan pihak manejemen puncaknya . Disebut sebagai “parasut emas” (golden parachute) , kontrak ini secara efektif akan meningkatkan harga yang harus dibayar perusahaan pengakuisisi dalam pengambilalihan yang tidak diinginkan .

         Selain , alat ini kelompok luar dapat juga membeli blok-blok saham pada suatu perusahaan sebelum upaya pengambilalihan ataupun penjualan saham mereka keorang lain yang memiliki tujuan semacam itu . Jika sebuah kelompok mendapatkan lebih dari 5% saham sebuah perusahaan , maka kelompok tersebut diharuskan untuk mengisi formulir 13-D dari Securities and Exchange Commission (SEC-Badan Pengawas Pasar Modal di Amerika Serikat) . Formulir ini menjelaskan orang-orang yang terlibat dalam kelompok tersebut, kepemilikannya , dan tujuannya . Respons standar terhadap hal terakhir (tujuan) : “kami membelinya hanya sebagai investasi”, jadi begitu sedikit informasi yang sesungguhnya diungkapkan . Setiap kali kelompok tersebut memperoleh tambahan 1 persen saham , maka harus menyerahkan perubahan atas formulir 13-D mereka .

         Terkadang perusahaan akan menegosiasikan perjanjian penghentian (standstill agreement) dengan pihak luar . Perjanjian semacam ini adalah kontrak sukarela yang di dalamnya berisi , untuk satu periode tahun , kelompok pemegang saham yang besar tersebut setuju untuk tidak meningkatkan kepemilikannya . Perjanjian pemghentian ini , bersama dengan ketentuan lain yang telah dibahas , berfungsi untuk mengurangi persaingan atas kendali perusahaan .

         Sebagai upaya terakhir , beberapa perusahaan membuat penawaran pembelian kembali dengan premi (premium buy-back offer) kepada pihak yang mengancam . Seperti namanya , pembelian kembali saham adalah pada harga premi diatas harga pasar saham dan biasanya diatas harga yang telah di bayar oleh pihak pengakumulasi saham . Selain itu , penwaran tersebut tidak diberikan kepada para pemegang saham lainnya . Disebut juga sebagai “greenmail” , dasar pemikirannya adalah untuk menyingkirkan ancaman dengan membuat pihak yang mengancam tertarik untuk pergi .

 

BUKTI EMPIRIS ANTIPENGAMBILALIHAN

Apakah alat antipengambilalihan sesuai dengan kepentingan utama para pemegang saham ? Hasil-hasil empiris menunjukkan berbagai macam hasil . Sebagian besar , bukti tersebut tidak menunjukkan terjadinya pengaruh harga saham yang signifikan ketika amandemen antipengambilalihan diadopsi . Akan tetapi , perjanjian penghentian tampaknya memiliki pengaruh negatif  terhadap kesejahteraan pemegang saham , sama halnya dengan pembelian kembali saham oleh perusahaan dari pemilik saham perusahaan dalam jumlah besar . Cara yang terakhir ini sering dihubungkan dengan greenmail , dimana seorang pemilik mengancam perusahaan dengan pengambilalihan yang tidak diinginkan dan perusahaan membeli sahamnya pada harga yang menguntungkan untuk meniadakan ancaman tersebut .

 

ALIANSI STRATEGIS

Terkadang perusahaan-perusahaan perorangan kekurangan sumber daya untuk mencapai semua tujuan strategisnya melalui investasi langsung atau akuisisi . Aliansi strategis (strategic alliance) , atau kesepakatan kerja sama antar perusahaan , menawarkan pilihan ketiga . Aliansi strategis-berbeda dari merger dalam hal para anggota nya tetap merupakan perusahaan yang independen-dapat berupa banyak bentuk dan melibatkan berbagai macam rekan . Kalaborasi dapat terjadi antara pemasok dengan para pelanggannya (misalnya, perjanjian kerja sama yang diperlukan agar sistem persediaan “just-it-time” bekerja) ; antara para pesaing dalam bisnis yang sama (misalnya , dua perusahaan mobil berbagi satu pabrik perakitan); atau antara perusahaan yang bukan pesaing dengan kekuatan pelengkapnya (misalnya , penyedia perawatan kesehatan , rumah sakit , dan dokter yang bekerja sama untuk mengurangi biaya).

 

VENTURA BERSAMA

Salah satu bentuk aliansi strategis adalah ventura bersama (joint venture) , dengan dua atau lebih perusahaan bekerja sama dalam hal tertentu sehingga mereka bersama-sama mendirikan dan mengendalikan sebuah perusahaan terpisah yang memenuhi rangkaian tertentu tujuan mereka . Contohnya, NBC dan microsoft memperluas aliansi strategisnya yang luwes menjadi usaha patungan 50-50 . Komponen utama dari usaha patungan ini adalah pendirian jaringan kabel berita global 24 jam dan informasi , yang disebut dengan MSNBC.

 

PERUSAHAAN VIRTUAL

Pada tahun-tahun terakhir , outsourcing telah menjadi alat bisnis yang tersebar luas . Pergeseran dari operasi yang biasanya dilakukan sendiri ini ke perusahaan luar telah memungkinkan perusahaan berfokus hanya pada kompetensi utama yang dimiliki sehingga dapat memberi keunggulan kompetetif . Apa yang terjadi jika anda banyak sekali melakukan outsourcing dan memangkas perusahaan sampai kerangka kompetensi utamanya ? anda akan bertemu dengan apa yang disebut perusahaan virtual (virtual corporation) . Untuk prusahaan semacam ini , bahkan pembuatan dari produk terkenalnya dapat dilakukan dengan outsourcing .

         Pengenalan merek telah menjadi suau hal yang sangat berharga sehingga sejumlah perusahaan melakukan subkontrak operasi keluar perusahaan untuk proses manufaktur sehingga dapat berkonsentrasi hanya pda pengelolaan merek . Nike contoh utamanya . Nike berfokus kepada desain produk , pemasaran dan distribusi , inilah kompetensi utama Nike , bukan manufaktur . Bagi perusahaan sperti nike , yaitu perusahaan virtual kesepakatan kerja sama strategis yang dibentuk dengan para pemasok / pemanufaktur adalah hal yang sangat penting . Hal ini desebabkan perusahaan virtual dapat bereksperimen tanpa terlalu banyak berinvestasi pada aktivitas-aktivitas yang mungkin tidak berhasil .

 

DIVESTASI

Dalam merger , dua atau lebih perusahaan akan disatukan . Dalam aliansi strategis , dua atau lebih perusahaan yang independen sepakat untuk bekerja ama . Akan tetapi , terkadang penciptaan nilai memerlukan restrukturisasi perusahaan pada aspek-aspek yang berbeda dari pertumbuhan maupun kerja sama . Perusahaan mungkin saja dapat memutuskan untuk melakukan investasi atas sebagian dari perusahaannya atau melakukan likuidasi secara keseluruhan . Dibagian ini , akan dibahas berbagai metode divestasi (divestiture) .

 

LIKUIDASI PERUSAHAAN SECARA SUKARELA

Keputusan untuk menjual perusahaan secara keseluruhan harus didasari dengan penciptaan nilai bagi para pemegang saham . Dengan asumsi bahwa situasi tersebut tidak melibatkan kegagalan keuangan , yang akan dibahas pada lampiran bab ini , dasar pemikirannya adalah aset perusahaan mungkin memiliki nilai yang lebih tinggi jika dilakukan likuidasi (liquidation) daripada nilai kini dari aliran arus kas yang diharapkan , yang erasal dari aset tersebut . Dalam likuidasi keseluruhan , utang perusahaan harus dibayar sebesar nilai nominalnya . Jika nilai pasar utang sebelumnya dibawah nilai nominal , pemilik utang akan merealisasi keuntungan , yang sebenarnya akan mengurangi bagian pemegang ekuitas .

 

PELEPASAN SEBAGIAN

Dalam hal pelepasan (sell-off) sebagian , hanya sebagian dari perusahaan yang dijual . Ketika sebuah unit bisnis dijual , pembayaran biasanya diberikan dalam bentuk tunai atau sekuritas . Keputusan tersebut harus menghasilkan nilai kini neto yang posotof bagi perusahaan yang menjual . Kuncinya adalah apakah nilai yang diterima lebih besar daripada nilai kini dari aliran arus kas yang diharapkan dimasa mendatang jika operasi tersebut harus dilanjutkan .

 

PEMISAHAN PERUSAHAAN

Serupa dengan pelepasan , pemisahan (spin-off) melibatkan keputusan divestasi atas sebuah unit bisnis , sperti anak perusahaan yang brdiri sendiri atau sebuah divisi . Dalam pemisahan , unit bisnis tersebut tidak dijual secara tunai atau melalui sekuritas . Contohnya , pada tahun 2004 motorola , Inc. Melakukan spin-off atas divisi semikonduktor nya menjadi perusahaan bernilai $5,7 miliar yang dinamakan freescale semiconductor Inc . Aset fisik dan juga sumberdaya manusia dilibatkan dalam spin off tersebut . Tidak terdapat utang pajak kepada pemegang saham pada saat dilakukan spin off , karena pajak hanya akan dikenakan pada saat saham biasa dijual . Setelah spin off , freescale beroperasi secara independen hingga tahun 2006 pada saat perusahaan tersebut menerima pembelian (buy-out) senilai $17,6 miliar dari konsilidasi yang dipimpin oleh Blakcstone Group LP .

         Motivasi untuk melakukan pemisahan hampir sama dalam beberapa hal dengan pelepasan . Akan tetapi , dalam kasus pemisahan , perusahaan lain tidak akan mengoperasikan unit tersebut . Karenanya tidak ada peluang sinergi seperti dalam pemahaman yang biasa . Merupakan hal yang memungkinkan bahwa , sebagai perusahaan independen dengan insentif manejemen yang berbeda , operasinya akan dijalankan dengan lebih baik .

         Alasan lain untuk melakukan pemisahan akan tampak lebih mendasar . Argumen yang telah disebutkan sebelumnya mengenai transfer kesejahteraan dari pemilik utang kepemegang ekuitas dapat diterapkan .

         Dalam pemisahan , mungkinjuga bisa didapat fleksibilitas dalam hal kontrak . Dengan operasi yang terpisah terkadang perusahaan dapat mengatur kembali kontrak kerja , melepaskan diri dari beberapa peraturan pajak , atau melewati berbagai hambatan peraturan yang tidak lagi secara langsung dapat diterapkan . Jenis kontrak lainnya akan melibatkan pihak manejemen . Dalam pemisahan , terdapat pemisahan manejemen unit bisnis dari induk perusahaannya .

 

EQUITY CARVE-OUT

Equity carve-out hampir sama dalam beberapa hal dengan kedua bentuk divestasi yang telah dijelaskan sebelumnya . Akan tetapi , saham biasa diunit bisnis terkait dijual kepublik . Penjualan kepasar perdana biasanya hanya melibatkan beberapa bagian saham anak perusahaan tersebut . Biasanya induk perusahaan tetap memiliki ekuitas dianak perusahaan tersebut dan tidak melepaskan kendali . Pada kondisi semacam ini , hanya bagian minoritas saja yang jual , dan equity carve-out tersebut menunjukkan suatu bentuk pendanaan akuitas .

         Salah satu motivasi equity carve-out adalah bahwa dengan adanya harga saham dan perdagangan publik yang terpisah , para manejer mungkin akan memiliki lebih banyak dorongan untuk menghasilkan kinerja yang baik . Dengan opsi saham yang terpisah , merupakan hal yang mungkin untuk menarik dan mempertahankan para manejer dengan kinerja unggul serta untuk memotivasi mereka .

         Beberapa orang menyatakan bahwa equity carve-out merupakan sarana yang bagus untuk mendanai pertumbuhan . Ketika anak perusahaan memiliki teknologi yang canggih tapi tidak terlalu menguntungkan , equity carve-out dapat menjadi sarana pendanaan yang efektif daripada pendanaan melalui induk perusahaan . Dengan anak perusahaan yang terpisah , pasar dapat menjadi lebih lengkap karena para investor bisa mendapatkan investasi bisnis murni (pure play) dalam teknologi .

BUKTI EMPIRIS DIVESTASI

Sebagaimana merger , pengujian empiris yang penting atas divestasi melibatkan penelitian atas kejadian , dimana perilaku imbal hasil skuritas harian , setelah menghilangkan pengaruh pasar secara umum , diteliti disekitar waktu pengumuman . Untuk likuidasi keseluruhan perusahaan , hasilnya menunjukkan keuntungan besar bagi para pemegang saham perusahaan yang melikuidasi , dalam kisaran 12 persen hingga 20 persen . Untuk pelepasan sebagian , para pemegang saham perusahan yang menjual terlihat merealisasi imbal hasil yang sedikit positif (sekitar 2 persen) disekitar waktu pengumuman .

         Untuk pemisahan perusahaan , ekstra imbal hasil pemegang saham secara rata-rata tercatat sedikit lebih tinggi (5 persen atau lebih) daripada dalam pelepasan . Bukti ini tidak konsisten dengan transfer kesejahteraan dari pemilik utang kepemegang ekuitas . Terakhir , ditemukan adanya keuntungan yang sedang dalam equity carve-out (sekitar 2 persen) bagi para pemegang saham disekitar waktu pengumuman .                                      

Restrukturasi kepemilikan

Dibagian ini akan dibahas tentang privatisasi dan leveraged buyout

1.     Privatisasi

Pravatisasi (going private) adalah mengubah perusahaan yang sahamnya dimiliki publik menjadi milik privat. Saham yang dimiliki privat adalah saham yang dimiliki oleh sekelompok kecil investor, dimana pihak manajemen yang sekarang biasanya memiliki ekuitas dalam jumlah besar. Ada berbagai cara digunakan untuk membeli, secara umum melibatkan pembayaran tunai dan merger perusahan menjadi sebuah perusahaan kerangka (shell company) yang hanya dimiliki oleh sekelompok manajemen investor. Terdapat dua cara dalam cara ini, tetapi hasilnya sama : perusahaan tidak berdiri lagi sebagai perusahaan yang dimiliki publik, dan para pemenggang saham mendapat penilaian yang besar atas saham yang dimilikinya. Walaupun kebanyakan transaksi ini melibatkan uang tunai, kompensasi nontunai, terkadang digunakan.

2.     Motivasi

Jika perusahaan dimiliki secara publik, beberapa perusahaan akan merasa adanya perhatian yang hanya terpusat pada laba akuntansi kuartalan jika dibandingkan dengan laba ekonomi jangka panjang. Motivasi lain privatisasi adalah untuk menyelaraskan kembali dan meningkatkan insentif manajemen. Dalam meningkatnya kepemilikan ekuitas oleh pihak manajemen, maka bisa terdapat insetif untuk bekerja lebih lama dan lebih efisien. Uang yang hemat dan laba yang dapat melalui manajemen yang lebih efektif akan lebih bermanfaan bagi manajemen perusahaan jika dibandingkan dengan adanya sekelompok besar pemengang saham. Akibatnya, mungkin akan lebih suka melakukan keputusan yang sulit, memotong biaya, menurangi kebocoran, dan bekerja lebih keras.

Walaupun terdapat sejumlah alasan untuk melakukan privatisasi, terdapat beberapa argumen yang dapat menetralkannya. Salah satuya, terdapat biaya transaksi untuk para bankir investasi, pengacara, lain-lain yang sejumlahnya cukup besar. Perusahaan dimiliki secara privat memebrikan likuiditas yang kecil bagi para pemiliknya dalam hal kepemilikan saham. Sebagian besar kesejahteraan para pemenggang saham mungkin akan terikat dalam perusahaan tersebut.

3.     Bukti Empiris Privatisasi

Terdapat sedikit penelitian mengenai pengaruh privatisai terhadap kesejahteraan pemilik sekuritas. Bukti yang telah dibahas menunjukan para pemenggang saham merealisasikan keuntungan yang cukup besar (sekitar 12% hingga 22% dalam dua penelitian) disekitar waktu pengumuman. Dalam kasus penawaran uang tunai, keuntungannya jauh lebih besar, hampir sama dengan premi yang didapat dalam merger.

 

Leveraged Buyout

1.leveraged buyout

Privatisasi dapat berupa transaksi langsung, dimana sekelompok investor membeli dari para pemengang saham publik secara langsung atau dapat juga berupa leveraged buyout (LBO), di mana terdapat investor pihak ketiga, dan terkadang investor pihak ke empat.seperti namanya, LBO menunjukan transfer kepemilikan terutama yang didanai dengan utang. Kadang kala disebut sebagai pendanaan berbasis aset, utang tersebut dijamin oleh aset perusahaan yang tercakup. Akibatnya, sebagian besar LBO mencakup bisnis padat modal.

Management buyout (MBO) adalah LBO melibatkan perusahaan atau beberapa sub-unit sering kali, penjualan dilakukan pada manajemen divisi yang akan dijual, karena perusahaan sendiri memutuskan bahwa divisi tersebut tidak lagi sesuai dengan tujuan strategisnya. Perusahaan tersebut memiliki aset anak perusahaan yang dapat dijual tanpa secara negatif berdampak pada bisnis intinya, dan penjualan semacam itu dapat memberikan uang tunai yang digunakan untuk membayar utang pada tahun-tahun awalnya. Sedangkan perusahaan dengan penelitian dan pengembangan (litbang, research & development – R&D) yang tinggi, seperti perusahaanfarmasi, bukan merupakan kandidat LBO yang tepat.

Kinerja masa lalu, yang telah terbukti, disertai dengan posisi pasar yang kuat, juga akan dinilai tinggi. Situasi menurun tidak disukai. Makin sedikit produk atau bisnis perusahaan terlibat dalam permintaan yang bersifat siklis, akan semakin baik. Intinya, aset perusahaan harus berupa aset atau nama merek yang bersifat fisik.

2. Ilustrasi Detail

Sebagai ilustrasi LBO, asumsikan bahwa klim- On Corporation ingin melakukan divestasi atas divisi produk susunya. Aset divisi tersebut terdiri atas pabrik, peralatan, armada truk, persediaan, dan piutang. Aset-aset ini memiliki nilai buku sebesar $120juta. Nilai penggantiaanya adalah $170juta, tetapi jika divisi tersebut likuidasi, aset tersebut hanya akan menghasilkan $95juta. Klim-On memutuskan untuk menjual divisi tersebut jika bisa mendapatkan uang tunai sebesar $110juta, dan perusahaan tersebut telah menggundang bankir investasi untuk membantunya dalam penjualan tersebut. Kesimpulannya bahwa prospek terbaiknya adalah menjual divisi tersebut kepada pihak manajemennya yang sekarang. Keempat pejabat puncak divisi tersebut tertarik dan sangat ingin mengejar peluang tersebut. Akan tetapi, mereka hanya dapat membayar $2juta dari modal pribadi diantara mereka. Tentu saja diperlukan lebih banyak modal.

Karena adanya pemotongan modal tertentu, dan beban iklan, maka perusahaan akan menanggung utang sebesar $100juta. Pengurangan pengeluaran-pengeluaran tersebut bersifat sementara, yaitu selama perusahaan akan menanggung utang dalam beberapa tahun berikutnya. Investasi ekuitasnya bertambah $8juta, dimana total ekuitasnya akan menjadi $10juta, untuk kontribusi tunai ini, persekutuan akan menerima 60%dari saham biasa awal, dan pihak manajemen akan menerima sisanya.

3.      Menyepakati Pendanaan Utang

Dengan komitmen modal ekuitas ini, bankir investasi akan berlanjut untuk mengatur pendanaan utang. Dalam LBO, biasanya digunakan dua bentuk utang: utang senior dan utang junior subornisasi. Untuk utang senior, sebuah bank besar di New York, melalui anak perusahaan pemberi pinjaman berbasis asetnya, telah sepakat untuk memberikan $75juta untuk ditambah kredit bergulir tambahan sebesar $8juta untuk kebutuhan musiman. Tingkat bunga pada kedua kesepakatan tersebut adalah 2% diatas tingkat bunga utama, dan pinjaman tersebut dijamin dengan hak gadai atas seluruh asetnya- yaitu real estat,gedung,peralatan,persediaan yang bergulir,persediaan,dan piutang. Syarat untuk pinjaman sebesar $75juta tersebut adalah 6 tahun, yang harus dibayar dalam cicilan dengan besar yang sama perbulannya dan dengan tambahan bunga perbulan. Semua kegiatan perbankan utama akan dilakukan oleh rekening khusus dibank tersebut dengan tujuan untuk membayar utang. Selain agunan tersebut, akad pinjaman protektif yang biasa juga diterapkan dalam perjanjian pinjaman tersebut.

 

Utang junior subornisasi sejumlah $25juta telah disepakati dengan anak perusahaan sebuah perusahaan keuangan besar yang mendanai merger. Utang itu kadang kala disebut sebagai pendanaan “ditengah-tengah” (mezzanine), karena terlentak diantara utang senior dan ekuitas. Pinjaman tersebut adalah untuk tujuh tahun dengan tingkat bunga 13 persen yang akan tetap sama selama masa pinjaman. Hanya pembayaran bunga bulanan yang disyaratkan selama tujuh tahun,jumlah pokok seluruhnya akan jatuh tempo pada akhir masa pinjaman. Karena pemberi pinjaman senior memiliki hak gadai atas seluruh aset, utang tersebut adalah tanpa jaminan dan berada dibawah utang senior maupun seluruh kreditur perdangangan. Untuk membantu mengompensasi risiko lebih besar yang dihadapi oleh pemberi pendanaan subornisasi, pemberi pinjaman ini menerima “equity kicker” dalam bentuk waran yang dapat dieksekusi untuk 40persen saham. Waran ini dapat dieksekusikan kapan saja selama masa 7 tahun tersebut pada harga $1 lembar saham, sebuah harga yang cukup rendah. Jika waran tersebut dieksekusi, semua pihak manajemen akan berubah dari semula 40 persen dari jumlah  saham yang beredar menjadi 24  persen. Kepemilikan dari persekutuan terbatas tersebut akan turun dari 60 persen menjadi 36 persen. Pendanaan tersebut diringkas sebagai berikut (dalam jutaan)

Utang senior                                                        $75

Utang junior subornisasi                                     25

Ekuitas                                                                    10

                                                                              $110

Selain itu, perusahaan tersebut akan memliki akses ke perjanjian kredit bergulir sebesar $8juta untuk memenuhi kebutuhan musiman.

Perbaikan bagi Perusahaan yang Gagal

Sejauh ini pembahan restrukturasi perusahaan dilakukan dengan asumsi bahwa perusahaan akan kontinu (going concern). Akan tetapi, jangan sampai mengabaikan fakta bahwa beberapa perusahaan mengalami kegagalan. Pihak manajemen internal harus mengingat hal ini, dan begitu pula dengan kreditur yang memiliki tagihan atas perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan.

1.      Perpanjangan (extension) mencakup para kreditur yang menunda jatuh tempo kewajibannya. Dengan tidak mendorong tuntutan hukum, para kreditur menghindari biaya hukum yang besar dan kemungkinan penyusutan nilai dalam likuidasi. Oleh karena semua kreditur harus sepakat untuk memperpanjang obligasinya, para kreditur utama biasanya akan membentuk panitia yang fungsinya bernegosiasi dengan perusahaan dan memformulasikan rencana yang saling menguntungkan berbagai pihak.

Penggabungan (composition) mencakup penyelesaian secara prorata atas semua klaim berbagai kreditur secara tunai atau swesel promes.

Likuidasi sukarela menunjukkan likuidasi privat secara teratur suatu perusahaan diluar sidang kepailitan. Penyelesaian ini tidak hanya efisien daripada likuidasi yang ditetapkan melalui persidangan, tetapi para kreditur akan lebih mungkin menerima penyelesaian yang lebih tinggi karena banyak biaya kepailitan yang dapat dihindarkan. Akan tetapi, perusahaan dan semua kreditur harussepakat. Hasilnya, likuidasi sukarela biasanya terbatas pada perusahaan yang memiliki jumlah kreditur terbatas.

2.      Tuntutan Hukum

Prosedur hukum dilakukan dalam kaitannya dengan perusahaan yang gagal berdasarkan hukum kepailitan melalui keputusan sidang tuntutan palit. Hukum kepailitan terdiri atas banyak aspek, akan tetapi hanya akan dibahas dua aspek yang erat kaitannya dengan kegagalan usaha. Hukum kepailitan ada tentang likuidasidan rehabilitas perusahaan melalui reorganisasinya.

Dalam kedua kasus tersebut, tuntutan dimulai dengan debitur atau krediture menyerahkan petisi kesidang kepailitan. Jika debitur yang membuat petisi tersebut, maka akan dikatakan tuntutan sukarela. Jika tindakan ini dilakukan oleh kreditur, maka akan disebut terpaksa. Dalam tuntutan sukarela, hanya dengan menyerahkan petisi akan memberi perlindungan bagi debitur dari para kreditur. Keringanan akan menghalangi para kreditur mengambil klaim mereka atau melakukan tindakan apa pun sampai sidang memutuskan berdasarkan petisi tersebut. Sidang dapat menerima petisi dan memerintahkan penutupan, atau akan mengabulkan.

3.      Likuidasi

Jika tidak terdapat harapan keberhasilan operasi perusahaan, likuidasi merupakan satu-satunya alternatif yang dapat dilakukan. Pada saat munculnya petisi kepailitan, debitur akan diberi keringanan sementara dari para kreditur hingga keputusan sidang kepailitan dapat dicapai. Dalam mendestribusikan hasil likuidasi kepada para kreditur dengan klaim tanpa jaminan, klaim yang memiliki prioritas harus diteliti terlebih dahulu. Urutan distribusinya adalah sebagai berikut:

1.      Beban administrasi yang berkaitan dengan proses likuidasi properti, termasuk biaya wali amanat dssan biaya pengacara.

2.      Klaim kreditur yang timbul dari kegiatan rutin bisnis debitur dari sejak kasus tersebut dimulai hingga saat wali amanat ditunjuk.

3.      Upah yang diterima pegawai dalam jangka waktu 90 hari dari petisi kepailitan (terbatas $2.000 per pegawai).

4.      Klaim atas kontribusi untuk program kompensasi pegawai dari jasa yang telah diberikan dalam jangka waktu 180 hari dari petisi kepailitan (terbatas hingga $2.000 per pegawai).

5.      Klaim para pelanggan yang menyerahkan uang muka tunai untuk barang atau jasa yang belum diberikan oleh debitur (terbatas hingga $900 per pelanggan).

6.      Pajak terutang.

7.      Klaim tanpa jaminan yang diserahkan tepat waktu atau yang agak terlambat karena kreditur tidak mengetahui adanya kepailitan.

8.      Klaim tanpa jaminan yang diserahkan terlambat oleh kreditur yang mengetahui adanya kepailitan.

9.      Denda dan biaya kerusakan.

10.  Bunga yang terutang atas berbagai klaim setelah tanggal petisi.

Klaim dalam tiap golongan ini harus dibayar penuh sebelum pembayaran dapat dilakukan atas klaim golongan berikutnya. Jika ada yang tersisa setelah membayar penuh semua klaim ini, dividen likuidasi dapat dibayarkan ke pemilik utang subornisasi, kepada para pemengang saham preferen, dan terakhir, kepada para pemengang saham biasa. Akan tetapi, jarang sekalii pemengang saham biasa menerima pembayaran apa pun dari likuidasi.

Reorganisasi

Reorganisasi (reorganization) adalah suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan struktur modalnya. Mungkin merupakan hal terbaik bagi semua pihak untuk mereorganisasikan perusahaan daripada melikiudasinya. Perusahaan harus direorganisasi jika nilai ekonominya sebagai entitas yang masih beroperasi lebih besar daripada nilai likuidasinya. Perusahaan harus dilikuidasi jika hal sebaliknya yang benar yaitu, jika perusahaan nilainya lebih tinggi dalam keadaan “mati” daripada “hidup”.

Prosedure

Reorganisasi terjadi menurut Chapter 11 hukum kepailitan dan dilakukan dengan cara yang sama seperti likuidasi dalam kepailitan. Baik dabitur maupun kreditur dapat menyerahkan petisi, dan kasusnya dapat dibuka. Dalam kebanyakan kasus, debitur akan terus menjalankan perusahaan, wlaaupun seorang wali amanat dapat mengambil alih tanggung jawab operasi perusahaan. Salah satu kebutuhan dalam rehabilitasinya adalah kredit sementara.

Dalam reorganisasi, rencana yang dibuat harus adil, sejajar dan layak dijalankan, dan rencana tersebut  harus dapat dilaksanakan sesuai dengan kekuatan laba dan struktur keuangan perusahaan yang direorganisasi serta kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit perdagangan dan mungkin, pinjaman jangka pendek dari bank. Pemilik setiap golongan klaim harus memberikan suara atas rencana itu. Lebih dari setengah jumlah dan dua pertiga jumlah dari klaim total di setiap golongan harus memberikan suara untuk mendukung rencana itu jika ingin diterima. Jika kreditur menolak, hakim sidang kepailitan akan mencoba untuk membuat berbagai pihak menegosiasikan rencana lain . jika kreditur menolak upaya ini, hakim dapat memutuskan tekanan kebawah (cram down) atas semua pemilik klaim.

 

 

Rencana Reorganisasi

Aspek yang sulit dalam reorganisasi adalah pembentukan ulang struktur modal perusahaan untuk mengurangi jumlah beban tetap. Ada 3 tahap rencana reorganisasi. Pertama, total penilaian perusahaan yang direorganisasi harus ditetapkan. Setelah itu merumuskan struktur modal yang baru bagio perusahaan tersebut untuk mengurangi beban tetap, sehingga terdapat margin cakupan (coverage margin) yang memadai. Setelah struktur modal dibuat, tahap terakhir melibatkan penilaian sekuritas lama dan (rasio) pertukarannya dengan sekuritas baru. Struktur modal yang ada saat ini dari perusahaan yang mengalami reorganisasi adalah sebagai berikut (dalam jutaan).



 


Surat utang                                                      $ 9

Surat utang subordinasi                                     3

Saham preferen                                                 6

Ekuitas saham biasa (pada nilai buku)             10

                                                                         $28



 


Jika total penilaian perusahaan yang direorganisasi adalah $20 juta, wali amanat dapat membuat struktur modal berikut ini di tahap 2 (dalam jutaan)



 


Surat utang                                                      $ 3

Obligasi pendapatan                                          6

Saham preferen                                                  3

Ekuitas saham biasa                                           8

                                                                        $20



 


            Setelah menetapkan struktur modal yang “tepat” untuk perusahaan yang direorganisasi, wali amanat harus mengalokasikan sekuritas yang baru. Wali amanat dapat mengusulkan agar pemilik surat utang menukarkan surat utang-nya yang berbilai $9 juta dengan surat utang baru senilai $3 juta dan $6 juta dalam bentuk obligasipendapatan, sementara pemilik surat utang subordinasi menukar sekuritasnya yang senilai $3 juta dengan saham preferen, dan para pemegang saham preferen menukar sekuritas mereka yang senilai $6 juta dengan saham biasa di perusahaan yang direorganisasi tersebut. Para pemegang saham biasa kemudian berhak atas $2 juta saham perusahaan yang direorganisasi tersebutm, atau 25 % dari total sdaham biasa perusahaan yang direorganisasi. Jadi, setiap klaim akan diselesaikan secara penuh sebelum klaim junior dapat diselesaikan.

Penyelesaian yang Dapat Dinegosiasikan

            Jika prinsip prioritas absolut digunakan dalam kasus reorganisasi, Bankcrupty Reform Act tahun 1978 memberikan fleksibilitas pada tingkat tertentu dan menggeser fokus ke arah prioritas relatif. Dalam praktiknya selama proses reorganisasi yang seringkali berkepanjangan, pihak manajemen masih mengendalikan perusahaan. Masalah bagi para kreditur adalah proses kepailitan sangat mahal dan memakan waktu, selama waktu yang diperlukan untuk proses tersebut, nilai perusahaan seringkali rusak.