Sunday, June 1, 2025

Stabilitas Dividen

Stabilitas Dividen  

Stabilitas pembayaran deviden merupakan karakteristik yang menarik bagi banyak investor. Stabilitas  adalah mempertahankan posisi pembayaran deviden perusahaan dalam kaitannya dengan garis tren, terutama dengan kemiringan (slope) yacenderung meningkat.jika hal lainnya dianggap tetap, selembar saham dapat mencapai harga yang lebih tinggi jika membayar deviden yang stabil sepanjang waktu daripada jika membayar dengan persentase yang tetap dari laba.

Misalkan perusahaan A memiliki rasio pembayaran dividen sebesar 50% dari laba. Perusahaan tersebut membayarkan persentase ini tiap tahun, diluar kenyataannya bahwa labanya bergerak mengikuti sirklus tertentu. Perusahaan B memiliki laba yang tepat sama dan rasio pembayaran deviden jangka panjang sebesar 50%, tetapi mempertahankan deviden yang relatif stabil sepanjang waktu. Perusahan B hanya mengubah jumlah absolut pembayaran devidennya agar tetap sesuai dengan tren laba yang mendasarinya. d

Lam jangka panjang, jumlah total deviden yang dibayar oleh kedua perusahaan ini sama. Namun, harga pasar perlembar saham Perusahaan B lebih tinggi dari pada perusahaan A, jika semua hal lainnya diaangap tetap. Para investor mungkin menilai positif satbilitas dan membyar premi untuk perusahaan yang menawarkan perusahaan tersebut. Selama investor menghargai stabilitas dividen, kebijakan deviden keseluruhan perusahaan B akan jauh lebih baik dari pada perusahaan A. Kebijkan ini tidak hanya sekedaar persentase pembayeran deviden dalam kaitannya dengan laba, tetapi juga cara deviden sesungguhnya di bayar.

 

PENILAIAN ATAS STABILITAS DIVIDEN

            Para investor mungkin bersedia membayar harga premi untuk deviden yang stabil dikarenakan kandungan informasi dari deviden tersebut.

KANDUNGAN INFORMSI. Ketika laba jatuh dari perusahaan tidak memotong devidennya, pasar mungkin akan lebih yakin pada saham perusahan daripda  jika deeviden  tiba-tiba dikurangi. Deviden yang stabil mempunyai pandangan pihak manajemen atas masa depan perusahaan yang lebih baik, daripada yang disyaratkan oleh penurunan laba. Jadi, pihak pihak manajemen mungkin dapat memengaruhi harapan para investor melalui kandungan informasi dari deviden. Pihak manajemen tidak akan dapat terus menerus membodohi pasar. Jika tren laba mengalami penurunan, deviden yang stabil akan selamanya mengungkapkan kesan adanya masa depan yang menjanjikan. Jadi, perusahaan berada dalam bisnis yang tidak stabil dengan fluktuasi laba yang besar, deviden yang stabil tidak akan memberikan ilusi adanya stbilitas.

 KEINGINAN UNTUK MENDAPATKAN PENGHASILAN SAAT INI. Para investor yang menginginkan penghasilan periodik tertentu akan lebih menyukai perusahaan yang memiliki deviden stabil dari pada yang devidennya tidak stabil, walaupun kedua perusahaan tersebut mungkin memiliki pola laba dan pembayaran dividen jangka panjang sama. Walaupun para investor dapat selalu menjual sebagian dari sahamnya untuk mendapatkan penghasilan ketika dividen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka saat ini, banyak investor yang tidak ingin menjual sahamnya. Jadi, ketika perusahaan mengurangi devidennya, laba biasanya akan turun dan harga pasar dari saham biasa juga akan turun. Secara, umum para investor yangmemperhatikan masalah penghasilan akan secara positif menghargai dividen yang stabil,walaupun mereka dapat saja menjual beberapa lembar saham mereka untuk mendapatkan penghasilan.

PERTIMBANGAN INSTITUSIONAL. Berbagai badan pemerintah mempesiapkan daftar sekuritas yang di setujui bagi dana pensiun,Bank, wali amanat(trustee),perusahaan asuransi, dan beberapa institusi lainnya untuk berinvestasi. Akan dapat masuk kedaftar tersebut, perusahaan sering kali harus memiliki pola pembayaran deviden yang tidak berubah. Penurunan deviden dapat mengakibatkan perusahaan di keluarkan dari daftar tersebut

Bebrbagai penelitian atas beberapa saham sering kali menunjukkan bahwa deviden yang stabil menjadi penyangga harga saham ketika laba turun, belum ada penelitian hubungan antara stabilitas dalam pembayaran dalam penilaian saham. Akan  tetapi kebanyakan perushaan berpegang pada stabilitas dalam pembayaran dividennya. Hal ini sesuai dengan keyakinan bahwa deviden yang stabil memiliki pengaruh yang positif terhadap nlai saham.

 

RASIO PEMBAYARAN TARGET

            Sejumlah perusahaan tanpak mengikuti kebijakan rasio pembayaran dividen target untuk jangka panjang. JOHN LINTNER beragumen bahwa deviden disesuaikan dengan perubahan laba, tetapi hanya dengan suatu jeda waktu (Lag)2 ketika laba naik hingga mencapai suatu tingkat yang baru, perusahaan meningkatkan dividennya hanya jika perusahaan merasa dapat mempertahankan kenaikan labanya. Perusahaan juga enggan untuk mengurangi jumlah obsolut dividen tunainya. Kedua faktor ini membantu menjelaskan alasan mengapa perubahan deviden sering kali tertinggal (lag behind) dari perubahan laba. Dalam ekonomi yang membaik,hubungan lag menjadi nyata ketika saldo laba naik dalam kaitannya dengan deviden. Dalam resesi saldo laba akan menurun relatif terhadap deviden.

 

DEVIDEN REGULER DAN DEVIDEN EKSTRA

            Dividen ekstra, dividen tidak berulang yang dibayar kepada ke para pemegang saham sebagai tambahan dari deviden reguler. Dilakukan dalam situasi khusus tertentu. Deviden Reguler, deviden normal yang diharapkan akan dibayar oleh perusahaan secara kuartalan atau setengah tahunan. Pengumuman deviden ekstra akan sangat sesuai terutama bagi perusahaan yang memiliki laba fluaktuasi. Penggunaan laba ekstra memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan catatan deviden reguler yang stabil dan juga memungkinkan distribusi beberapa keuntungan yang didapat perusahaan. Jika perusahaan membayar deviden ekstra terus-menerus, maka tujuannya akan menjadi tidak jelas. Dividen ekstra tersebut akan menjadi dividen yang diharapkan. Akan tetapi, jika dinyatakan dengan benar, dividen ekstra atau khusus, masih dapat mengungkapkan informasi yang positif ke pasar berkaitan dengan kinerja perusahaan saat ini dan di masa depan.\

 

DIVIDEN SAHAM DAN PEMECAHAN SAHAM

 

Ø  DIVIDEN SAHAM

DIVIDEN SAHAM (stock dividend) semata-mata merupakan pembayaran berupa saham biasa tambahan kepada pemegang saham. Deviden ini tidak lebih dari sekedar perpindahan catatan pembukuan dalam akun ekuitas pemegang saham dilaporan keuangan (neraca) perusahaan. Proporsi kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan tetap tidak berubah, badan pengatur akuntansi membedakan antara dividen saham Kecil (small-Percentage stock dividend) dengan deviden saham Besar(Large-percentage stock dividend).

 

Dividen Saham Kecil. Jika dividen saham mewakili kenaikan kurang dari(biasanya) 25% saham biasa yang sebelumnya beredar, maka akan disebut sebagai dividen saham dalam persentase kecil.

Contoh: asumsikan bahwa Chen Industries memiliki total akun ekuitas pemegang saham sebelum memberikan deviden saham.Chen industries kemudian membayar deviden saham sebesar 5 %,sejumlah 20.000 lembar (400.000 Lembar   0,05) saham tambahan. Nilai wajar di pasar untuk saham tersebut adalah $40 per lembar. Untuk tiap 20 lembar saham biasa yang memiliki, pemegang saham menerima saham tambahan. Total akun ekuitas pemegang saham setelah dividen saham.

Dengan dividen saham 5%, $800.000 ( $40  20.000 Lembar ) dengan harga pasar saham tambahan dipindahkan ( diatas kertas) dari saldo laba ke saham biasa dan akun tambahan modal disetor. Oleh karena nilai nominal per lembar tetaplah sama, kenaikan saham di serminkan dalam kenaikan sejumlah $100.000 ( $5  20.000 lembar ) untuk saham biasa. Sisanya sebesar $700.000 dimasukkan ke dalam akun tambahan modal disetor. Ekuitas total pemegang saham perusahan akan tetap sama, yaitu $10 Juta.

Sebelum

 

Sesusadah

 

Saham biasa

 

Saham biasa

 

Nilai nominal $5, 400.000 Lembar)

$ 2.000.000

(Nilai Nominal $5, 420.000 Lembar)

$ 2.100.000

Tambahan Modal di Setor

  1.000.000

Tambahan modal Di Setor

1.700.000

Saldo Laba

  7.000.000

Saldo Laba

6.200.000

Total Ekuitas

$10.000.000

Total Ekuitas

$10.000.000

Oleh karena jumlah saham yang beredar dinaikan 5% , per lembar saham perusahan berkurang secara proporsional. Asumsikan bahwa laba neto setelah pajak untuk periode yang baru saja berakhir adalah $1 Juta. Sebelum deviden saham, laba per lembar saham perusahan sebesar $2,50 ( $1.000.000/400.000 Lembar ). Setelah dividen saham EPS akan menjadi $2,38 ($1.000.000/420.000 Lembar). Setiap pemegang saham memiliki lebih banyak saham tetapi dengan laba rendah. Akan tetapi, tiap porsi klaim kepemilikan pemegang saham atas total laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa, tetaplah tidak berubah.

 

 

Dividen Saham Besar. Dividen saham dalam persentase besar biasanya 25% atau lebih dari saham biasa sebelumnya yang beredar, harus di perlakukan dengan cara berbeda. Walaupun saham dividen kecil tidak diharpkan memberikan banyak pengaruh terhadap nilai pasar per lembar saham, dividen saham besar di harapkan secara material mengurangi harga pasar per lembar saham. Oleh karena itu, dalam hal dividen saham besar, prinsip Konservatif ( dalam akuntansi) akan beragumen untuk mengklasifikasikan lagi jumlah yang terbatas kaitannya dengan lembar saham tambahan  daripada jumlah yang berkaitan dengan nilai pasar saham sebelum dividen saham.

Contoh: asumsikan Chen Industries memutuskan untuk mengeluarkan dividen saham 100%, bukan dividen saham 5% seperti yang dibahas sebelumnya. Bagaimana bagian ekuitas total pemegang saham dalam neraca Chen Industries dalam neraca Chen Indostries baik sebelum maupun sesudah dividen saham 100 persen.

Dikarenakan dividen saham 100 persen tersebut, tambahan 400.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar $2.000.000 ($5 lembar), dipindahkan dari akun saldo laba ke saham biasa ( pada nilai nominal ). Ekuitas total  pemegang saham perusahaan tetap tidak berubah, yaitu $10 Juta.

Sebelum

 

Sesusadah

 

Saham biasa

 

Saham biasa

 

Nilai nominal $5, 400.000 Lembar)

$ 2.000.000

(Nilai Nominal $5, 800.000 Lembar)

$ 4.000.000

Tambahan Modal di Setor

  1.000.000

Tambahan modal Di Setor

1.000.000

Saldo Laba

  7.000.000

Saldo Laba

5.000.000

Total Ekuitas

$10.000.000

Total Ekuitas

$10.000.000

 

Ø  PEMECAHAN SAHAM

PEMECAHAN SAHAM ( Stock Split)  adalah peningkatan jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai dari saham; contohnya, pemisahan saham 2 untuk 1 saham akan membuat nilai dari per saham dikurangi setengah. Dalam contoh yang terakhir, Chen Industries mengeluarkan dividen 100 persen. Pemecahan saham 2 untuk 1 akan memiliki akibat ekonomi yang hamper sama dengan dividen saham 100 persen tetapi akan memerlukan perlakuan akuntansi yang berbeda. Pada table dibawah ini menunjukkan akun ekuitas total pemegang saham untuk Chen Industries sebelum dan Sesudah pemecahan Saham 2 dan 1.

 

            Dengan dividen saham, nilai nominal saham biasa tidak berkurang, sementara dengan pemecahan saham, nilai nominalnya akan berkurang. Akibatnya, akun saham biasa, modal disetor, dan saldo laba akan tetap tidak berubah untuk pemecahan saham. Tentu saja, ekuitas total pemegang saham juga akan tetap sama. Satu-satunya perubahan dalam nilai nominal saham biasa, yang, berdasarkan per lembarnya, kini setengah dari yang sebelunya. Jadi, kecuali dalam perlakuan akuntansinya, dividen saham dan pemecahan saham sangat mirip. Pemecahan Saham ( atau dengan perkataan lain, dividen saham besar) biasanya dicandangkan untuk situasi ketika perusahaan ingin mencapai pengurangan substansial pada harga pasar per lembar saham biasanya. Tujuan utama pemecahan saham adalah untuk menempatkan saham pada kisaran perdagangan yang lebih diminati, sehingga ( diharapkan) akan menarik lebih banyak pembeli.

            Perusahaan jarang mempertahankan dividen tunai yang sama per lembar sahamnya sebelum dan sesudah pemecahan saham. Akan tetapi perusahaan mungkin akan menaikkan dividen efektif bagi para pemegang saham. Contohnya, perusahaan mungkin akan memecah saham biasanya 2 untuk 1 dan membuat tariff dividen tahunan sebesar $1,20 per lembar sementara sebelumnya tariff tersebut adalah $2 per lembar. Seorang pemegang saham yang memiliki 100 lembar saham sebelum pemcahan saham akan menerima $200 dividen tunai per tahun. Sesudah pemucahan saham dan akan menerima dividen sebesar $240 per tahun.

 

Sebelum

 

Sesusadah

 

Saham biasa

 

Saham biasa

 

Nilai nominal $5, 400.000 Lembar)

$ 2.000.000

(Nilai Nominal $2,5, 800.000 Lembar)

$ 4.000.000

Tambahan Modal di Setor

  1.000.000

Tambahan modal Di Setor

1.000.000

Saldo Laba

  7.000.000

Saldo Laba

5.000.000

Total Ekuitas

$10.000.000

Total Ekuitas

$10.000.000

 

Ø  NILAI DIVIDEN SAHAM DAN PEMECAHAN SAHAM BAGI INVESTOR

Secara teoritis, dividen saham atau pemecahan saham tidak bernilai bagi para investor. Mereka menerima tambahan jumlah lembar saham biasa, tetapi porsi kepemilikan mereka atas perusahaan tidak berubah. Harga pasar saham akan menurun secara proporsional, hingga nilai-total saham yang di miliki tiap pemegang saham akan tetap sama. Contoh: asumsikan bahwa anda memiliki saham 100 lembar saham biasa yang bernilai $40 per lembar atau total $4.000.  Sesudahnya adanya deviden saham sebesar 5 persen, harg saham akan turun menjadi $38,10 ($40/1,05). Akan tetapi, nilai total kepemilikan anda masih tetap bernilai $4.000 ($38,10 lembar). Pada kondisi ini, dividen saham bukan bukan merupakan hal yang bernilai bagi anda. Adan hanya memiliki lebih banyak lembar saham yangmembuktikan tingkat kepemilikan yang sama, secara teoritis, dividen saham atau pemecahan saham murni merupakan perubahan yang bersifat pelengkap saja.

Jika investor berkeinginan menjual beberapa lembar saham untuk mendapat penghasilan, dividen saham/ pemecahan saham akan lebih memudahkan hal tersebut. Tanpa deviden saham/ pemecahan saham, pemegang saham juga dapat menjual beberapa lembar saham yang awalnya mereka memiliki untuk mendapatkan penghasilan. Dalam situasi mana pun, penjualan saham mewakili penjualan pokok sekuritas (principal) dan di kenai pajak atas keuntungan modal. Mungkin saja investor tertentu tidak memandang penjualan saham tambahan yang merupakan hasil dari deviden saham/pemecahan saham sebagai penjualan pokok. Bagi mereka, dividen saham/ pemecahan saham merupakan keuntungan tidak rutin. Mereka dapat menjual saham tambahan dan tetap mempertahankan kepemilikan awalnya. Dividen saham/pemecahan saham dapat memiliki pengaruh yang menguntungkan terhadap para pemegang saham ini.

            PENGARUHNYA PADA DEVIDEN TUNAI. Deviden saham atau pemecahan saham dapat diikuti dengan kenaikan deviden tunai. Contoh: Dividen saham, asumsikan bahwa seorang investor memiliki 100 lembar saham sebuah perusahaan yang membayarkan deviden tahunan sebesar $1. Perusahaan tersebut mengumumkan dividen saham 10 % dan pada saat yang sama, mengumumkan dividen tunai per lembar tidak akan berubah. Maka investor tersebut akan memiliki 110 lembar saham, dan deviden tunai total $110, bukan $100 sebagaimana sebelumnya. Dalam hal ini, dividen saham meningkatkan deviden tunai total. Apakah kenaikan dividen tunai ini akan memiliki pengaruh positif terhadap kesejahteraan pemegang saham atau tidak tergantung paada keuntungan dan kerugian antara dividen saat ini dengan penahanan laba, yang telah dibahas sebelumnya. Sudah jelas, dividen saham dalam kasus ini menunjukkan keputusan perusahaan untu secara moderat meningkatkan jumlah deviden tunai. Akan tetapi, perusahaan tidak membutuhkan deviden saham agar dapat melakukn hal tersebut. Perusahaan hanya dapat meningkatkan deviden tunai pe lembarnya dari $1 menjadi $1,10.

            Kadang deviden saham digunakan untuk mempertahankan kas. Ketimbang meningkatkan deviden tunai ketika laba naik, perusahaan berkeinginan untuk menhan lebih banyak bagian labanya dan menyatakan deviden saham dalam jumlah sedang. Keputusan ini secara efektif akan menurunkan rasio pembayaran deviden: ketika laba naik dan deviden hampir tetap sama, rasio pembayaran deviden akn turun. Kesejahteraan  Itu semua intinya tergantung keputusan dan pertimbangan pemegang saham.keputusan untuk menahan laba dalam proporsi yang lebih tinggi, tentu saja, dapat dilakukan tanpa dividen saham. Walaupun deviden saham cenderung dapat memuaskan investor-investor tertentu karena danpak psikologisnya, jika dibandingkan dengan deviden  tunai, deviden saham melibatkan biaya adminitratif yang cukup besar. Pengelolaan deviden saham akan jauh lebih mahal dari pada deviden tunai. Pengeluaran yang tidak dianggarkan ( out-of-pocket expese ) ini adalah kelemahan dari deviden saham.

            KISARAN PERDAGANGAN YANG LEBIH LELUASA. Pemecahan saham dan dalam arti yang sempit, dividen saham digunakan untuk menempatkan saham dalam kisaran perdagangan yang lebih rendah dan lebih banyak sehingga dapat menarik lebih banyak pembeli serta dapat memengaruhi bauran pemegang saham karena pemilik individual akan semakin banyak dan pemilik institusional akan turun.

            KANDUNGAN INFORMASI. Pengumuman deviden saham atau pemecahan saham dapat mengungkapkan informasi bagi para investor. Seperti yang jileskan sebelumnya, mungkin terdapat suatu situasi dimana pihak manajemen memiliki informasi yang lebih baik mengenai perrusahaan, dari pada investor. Alih-alih hanya megeluarkan pernyataan pers, pihak manajemen dapat menggunakan deviden saham atau pemecahan saham untuk secara lebih menegaskan keyakinan atas proyek bagus perusahan apaka sinyal semacam itu akan memiliki pengaruh harga saham yang positif atau tidak, adalah pertanyaan empirisnya. Secara statistic, terdapat reaksi yang signifikan dan positif di sekitar waktu pengumuman deviden saham atau pemecahan saham. Pengaruh informasi tersebut adalah saham dinilai terlalu rendah dan seharusnya di hargai lebih tinggi. Akan tetapi, harus hati-hati dalam mengartikan hasil penelitian. Seperti hal yang sering terjadi, deviden saham dan pemecahan saham bisanyan terjadi sebelum kenaikan deviden tunai dan laba.

            Jadi, buka deviden saham atau pemecahan saham itu sendiri yang menyebabkan reaksi harga saham yang positif, tetapi informasi positif atas hal yang diungkapkan sinyal-sinyal ini yang berpengaruh. Selain itu, perusahan pada akhirnya harus memberikan deviden serta laba yang lebih besar jika ingin harga sahamnya tetap lebih tinggi.

 

Ø  PEMECAHAN SAHAM TERBALIK

PEMECAHAN SAHAM TERBALIK. Pemecahan saham dengan jumlah saham yang beredar menurun; contonya, pemisahan saham terbalik 1 untuk 2 dengan tiap pemegang saham menerima satu saham baru sebagai ganti untuk dua saham yang dimiliki. Contoh: jika sebelumnya, Chen Industries telah melakukan pemecahan saham terbalik 1 untuk 4, untuk tiap 4 lembar saham yang dimiliki pemegang saham akan di tukar dengan satu saham baru. Nilai nominal baru per lembar sahamnya akan menjadi $20 ($5  4 ), dan akan terdapat 100.000 lembar saham beredar ( 400.000 lembar/4) sebagai ganti 400.000 lembar. Pemecahan saham terbalik di gunkana untuk meningkatkan harga pasar per lembar saham ketika saham dianggap dijual dengan harga yang terlalu rendah. Dalam beberapa kasus, pemecahan saham terbalik adalah upaya untuk tetap tercatat di bursa efek besar karena harga saham mungkin dapat saja jatuh terlalu rendah hingga akan di kelurkan dari pencatatan.

            Sama halnya dengan deviden saham dan pemecahan saham yang biasa, tanpaknya terdapat pengaruh informasi atau sinyal yang berkitan dengan pengumuman pemecahan saham terbalik. biasanya sinyal akan negative, sama dengan pengakuan bahwa perusahaan sedang berada dalam kondisi kesulitan keuangan. Akan tetapi, kesulitan keuangan tidak selalu menjadi factor pendorong dilakukannya pemecahan saham secara terbalik. perusahaan mungkin saja hanya berkeinginan untuk menggerakkan harga saham ke dalam kisaran perdagangan yang lebih tinggi dengan biaya total perdagangan dan biaya pelayanan yang lebih rendah. Akan tetapi, bukti empiris kosisten dengan penurunan harga saham yang secara statistic signifikan di sekitar tanggal pengumuman pemecahan saham terbalik, jika hal lainnya tetap. Penurunan tersebut akan diperkuat dengan kinerja laba perusahaan di masa lalu, akan tetapi perusahaan yang sehat seharusnya berpikir dua kali sebelum melakukan pemecahan saham terbalik. sudah terlalu banyak “ apel busuk dalam tong” yang tidak perlu lagi ditambahkan pengaruh buruknya.

No comments: